SECTION 3.1 : ANIMATION, DESIGN INTERROGATION, DRAWING

hula hula!
wah temen2 pasti udah ndak asing lagi kalu berbicara masalah dunia dijital dalam arsitektur,, bahkan mungkin udah pada tau konteksnya di luar kepala,, ya kan? soalnya kan kita belajar mata kuliah arsitektur dijital, jadi pasti udah pada tau dari awal. tapi gapapa deh di sini coba tiFa uraikan lagi ya tentang bahasan dunia dijital ini, seringkas2nya, ok!






Teknik visualisasi akan penggambaran sebuah bangunan semakin bergeser kedudukannya menjadi salah satu hal yang utama dalam proses perancangan. Lewat visualisasi inilah sebuah gambar akan menjadi alat berkomunikasi para arsitek kepada klien, masyarakat, bahkan orang awam sekalipun. Pada dunia modern saat ini telah berkembang metode visualisasi yang tak hanya menuangkan ide penggambaran dalam bentuk model bangunan (tampak dan perspektif bangunan), namun juga memuat keterangan-keterangan detail lain yang sekiranya berkaitan dengan keadaan fakta. Hal ini dibutuhkan karena sudut pandang penilaian bangunan bukan saja terletak pada seperti apa bangunan tersebut akan dibentuk namun juga bagaimana bentukan visual lainnya seperti bagaimana arah pembentukan bayangan, penggambaran tiap detail, bentukan tekstur, maupun pengaruhnya terhadap lingkungan apabila bangunan didirikan. Di sinilah tantangan bagi seorang arsitek selain untuk menunjukkan bagaimana ia dapat pengaplikasian ide karyanya secara utuh, namun juga dapat mempertanggungjawabkan karya tersebut bahwa layak untuk diuji kebenarannya.









Teknik visualisasi yang berkembang sangat pesat dekade ini merupakan gabungan dari banyak metode teknik lainnya seperti pemetaan, seni fotografi, pelukisan bentuk, hasil pengamatan, maupun metode penggambaran konvensional. Hasil dari metode visualisasi ini berupa kemudahan dalam hal presentasi (terlebih dalam menghadapi klien untuk menjelaskan seperti apa ide yang dimaksud). Terkadang teknik penggambaran menunjukkan lebih detail akan ide awalnya ketimbang hasil akhir bangunan yang telah didirikan. Di sini tidak terlalu diperhitungkan bagaimana sebuah kesan akan terbentuk secara realistis setelah bangunan didirikan, namun bagaimana kesan pada gambar dapat benar-benar terealisasikan pada kenyataannya seperti yang diharapkan.

Pada intinya,, peranan dunia dijital yang di sini dianggap sebagai teknik visualisasi baru dalam hal pemanfaatan program (software) bukan hanya sebagai alat penggambaran bagi arsitek, namun lebih kepada fungsinya sebagai media untuk menciptakan produk arsitektur yang lebih dinamis dalam menggabungkan dunia seni, ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dengan memanfaatkan arsitektur dijital, seorang perancang akan mendapatkan peluang lebih banyak dalam mengembangkan daya imajinasinya yang kemudian akan direalisasikan dalam dunia nyata. Desain dijital akan menjadikan alat pendukung bagi terciptanya sebuah rancangan desain. Namun sebagai seorang arsitek juga diharapkan tidak terpaku pada kemajuan teknologi layaknya desain dijital. Unsur free-hand sebagai kemampuan dasar arsitek tetap mutlak diperlukan, karena skill itulah yang mengawali tertuangnya konsep desain dari seorang arsitek melalui goresan sketsa tangannya. Bagi arsitek junior, senior, maupun calon arsitek muda yang masih bernafas hingga saat ini, berjuanglah!




Memahami ...

"Contemporary - Digital - Design"

by Matthew Emmet (Architectural and Conceptual Artist)


sumber gambar:
http://arcspace.com/architects/hadid/port_house/port_house.html
http://arcspace.com/architects/asymptote/strata/strata.html

Comments (44)

On 8 Maret 2009 pukul 07.15 , Anonim mengatakan...

jadi inti dari postmu sebagai seorang arsitek dan juga desainer kita musti bisa mendalami dunia dijital??
la tapi kalo arsitek jaman dulu kan belum tau model2 komputer... terus upayanya gimana?biar para sesepuh itu tetep exis dengan free hand dan dijital....
ithetdjaya.blogspot.com

 
On 8 Maret 2009 pukul 18.26 , chocochic mengatakan...

Aku setuju banget kalo free-hand tu emang masih dibutuhin. menguasai dunia dijital itu emang penting tapi jangan sampai kita jadi sangat tergantung dan lupa sama kemampuan badan kita sendiri. Tapi ampe sekarang emang masih sulit menguasai program2 digital yang banyak ditawarkan. Gimana ya???

 
On 8 Maret 2009 pukul 21.32 , blognya puji mengatakan...

dijital emang sangat penting dalam arsitektur, tapi kita ga' boleh diperbudak oleh dijital, kita yang harusnya memperbudak dijital. mari kita sama2 belajar dijital tanpa harus melupakan kemampuan dasar untuk bisa free-hand...

 
On 8 Maret 2009 pukul 22.58 , gina mengatakan...

bener bgt..
emag si secanggih-canggihnya dunia dijital nantinya, menurutku free-hand tetep bakal eksis krn emang itulah dasrnya dari menggambar,,pake tangan bukan komputer...

 
On 8 Maret 2009 pukul 23.36 , Jihana Sapta Malinda mengatakan...

emang freehand suatu keharusan, tapi betapa membantunya dunia digital itu...kalo katanya tifa aja: "Terkadang teknik penggambaran menunjukkan lebih detail akan ide awalnya ketimbang hasil akhir bangunan yang telah didirikan." itu berati kan memang dunia dijital penting banget untuk menjadikan segala hal itu lebih presisi sehingga hasil akhir sesuai dengan yang diinginkan

 
On 9 Maret 2009 pukul 00.12 , lukypuspitasari mengatakan...

stuju2...untuk menghasilkan presentasi desain yang terbaik, kita harus menggunakan metode atau teknik yang baik pula...bila perlu menggabung beberapa teknik--bukan cuma pake dijital aja--agar presentasi desain kita terlihat oke...

stuju?

 
On 9 Maret 2009 pukul 01.32 , one.on.one mengatakan...

well, freehand bagia arsitek emang penting ya..
tapi dijital juga penting..

menurutku keduanya memang saling melengkapi deh..
dijitalisasi dalam arsitektur itu penting.. soalnya namanya juga arsitektur..
arsitek dan seniman itu beda,arsitektur dan seni itu berbeda..

arsitektur itu aq rasa merupaka seni yang terukur, antara sense of art, dan pemikiran logis serta presisi dari arsitek harus balance..

makanya, kemampuan mengungkapkan sense of art dalam desain harus diimbangin dengan bantuan dijital biar presisi,akurat,dan mantab tuh desainnya...

:) :) :)
MUTIARA CININTA


hey you there,,visit my blog
http://tripledoubleyu.blogspot.com/

 
On 9 Maret 2009 pukul 06.02 , tiFa mencari dunianya mengatakan...

hohoho! ^_______________^

buat itet :
iya tet! peranan dunia digital emang skarang penting banget, bahkan perusahaan2 kalu mau ngerekrut pegawainya udah mulai pake tes software2 sebangsa autocaD dkk ... dibilang penting banget juga karena kebutuhannya ternyata sekarang udah mulai essensial ... nah kalu untuk urusan sesepuh biar tetep eksis, tenang aja tet ama kabar mereka,, free hand kan syarat mutlah tuh, jadi mereka bakal tetep eksis kok, cuman mungkin kedudukannya aja yang udah mulai bergeser, untuk tetep eksis emang lebih ke personal yang kudu belajar banyak tentang dunia dijital,, lagi2 mengusung tema : kebutuhan. kan kalu lagi konsul tiba2 ga ada kompie kita kan kudu make kertas, jadi free hand tetep penting banget,, :)

buat chocochic alias cita :
iya cit! emang saking banyaknya pilihan software rasanya sulit buat nguasain semuanya secara bersamaan,, yang penting adalah satu ato dua software yang bisa kita kuasai, at least ga bodo2 amat kalu ditanya,, hweheheheh,, ehh ajarin dong! :D

buat mbak puji:
mbaaaakkk!!! punya niat buat ngebudakin dunia dijital ya? ikutaaaan dong!
iya aku stuju banget untuk yang ini,, kita yang harusnya memperbudak "mereka"! ^____^

buat gina:
sipppp! kita punya pemikiran sama,, ngomong2 menurut kamu gin ada ga saatnya free hand bakal lebih eksis dibanding dunia digital bwat ke depannya? ngalahin pamornya? mungkin ga ya? ^^

buat arc_in :
heheheh wahh kamu ngulang kata2ku lin,, jadi ndak enak,, hweheheheh,, iya alin,, kamu udah jago software2 itu kan,,, kalu menurut kamu sendiri brapa besar ke"presisi"an software dalam diaplikasikan di dunia nyata? kadang2 hasilnya beda tuh, walo ga melenceng2 amat,,, ^^

buat uky :
mantabh!
bener bener! aku juga baru mulai mahamin kalu bwat presentasi banyak teknik yang digunain yah ternyata,, dari foto aja udah ngungkapin banyak makna,,, walo cuman gambar mati-diem gitu,, ckckckckck! ;)

buat one.on.one alias ochi :
wahhh pendapatmu tentang arsitektur singkat, padat, jelas, berisi chi! itu bukan dari wikipedia kan? hweheheheh piss! ;) chi,, menurut kamu bisa ga seniman jadi arsitek? kalu arsitek jadi seniman? how how? :)

makasiii ya untuk semua komennya!
nantikan kehadiranku di dunia maya kalian! hohohohoho!

^_______________^

 
On 9 Maret 2009 pukul 18.42 , cha mengatakan...

Setuju!!
Jadii, kita sebagai calon arsitek lebih bnyk belajar memanfaatkan teknologi digital untuk dapat mempertanggungjawabkan kelayakan desain yang kita buat.

 
On 10 Maret 2009 pukul 01.17 , tiFa mencari dunianya mengatakan...

to mbak cha :
iya mbak emang bener,, di samping kudu jago maen2 ama dunia dijital, kita juga harus mampu untuk mempertanggungjawabkan desain yang udah kita buat, bisa diuji kebenarannya.. soalnya kan kalu maen2 di dunia maya beda ama di dunia nyata walaupun terkadang analisisnya mendekati kebenaran,, tapi tetep aja ada "cacat"nya,,, apalagi di bagian struktur konstruksi,, wedew itu yang terkadang susah untuk dipertanggungjawabkan,,, maunya bikin desain macem2 tapi toh kalau ga bisa berdiri sama aja boong,, woke! makasiii mbak! ^______^

 
On 10 Maret 2009 pukul 10.17 , Fabiola_Analisa mengatakan...

So, yang bisa kita ambil dari sini adalah seorang arsitek ga boleh cuma asal ndesain yang aneh-aneh biar dibilang "wah..." tapi juga harus bisa dipertanggung jawabkan...
Ga main-main lho, dunia kerja kita nanti berhubungan dengan nyawa banyak orang yang make karya kita...

 
On 10 Maret 2009 pukul 14.32 , gana ganesha mengatakan...

weee..
iya yah?
tapi kalo seorang arsitek memulai sebuah desain, dari konsep awal, sampai akhir semua dengan dijital
tanpa menggoreskan sebatang pensil di selembar kertas pun?
apakah dia masih bisa disebut arsitek?
apa jangan2 dengan program2 ini, orang2 yg jago komputer justru bisa bikin bangunan lebih bagus dari arsitek..
trus kita kerja apa doong?

 
On 10 Maret 2009 pukul 15.07 , Vina mengatakan...

Teknik penggambaran dalam dunia arsitektur memang sangat penting karena dalam arsitektur gambarlah yang berbicara. Teknik visualisasi merupakan salah satu alat komunikasi yang baik dengan masyarakat karena orang awam dapat melihat dengan mudah sebuah desain ketika sudah divisualisasikan. Teknik visualisasi ini berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Tentu saja ini akan semakin mempermudah dan meningkatkan kualitas teknik visualisasi. Tapi free hand harus tetep bisa... karena free hand inilah yang bakal buat kita beda ama yang lain...

 
On 10 Maret 2009 pukul 16.28 , Fit tRoo mengatakan...

free hand tetep penting di dunia arsitektur.ide awal yang murni biasanya muncul dari goresan tinta yang dibuat secara tidak sengaja.tapi untuk mengolah ide awal itu,kita membuthkan software yang mampu menvisualisasikan karya arsitektur yang kita harapkan.dalam presentasi desain,software software itu sangat membantu kita.

 
On 10 Maret 2009 pukul 18.24 , Gun Faisal mengatakan...

dunia dijital sangat membantu...
jadi sudah sepantasnya kita memanfaatkan apa yang sudah ada..
dengan terus berusaha dan belajar...

 
On 10 Maret 2009 pukul 22.40 , Sylvi Anggraini mengatakan...

ok deh,,

 
On 11 Maret 2009 pukul 01.20 , Ricca mengatakan...

sipp deh..dengan adanya dunia digital ini kan mempermudah untuk merancang suatu desain dean mempresentasikannya secara visual kepada klien yg nti kita bakal hadapi..akan tetapi free-hand juga ga kalah pentingnya karena itulah yg menjadi basic dari seorang arsitek yg sukses..

 
On 11 Maret 2009 pukul 02.54 , Abi Subani mengatakan...

SETUJU!
Freehand masih sangat penting, arsitek yang masih lebih mengandalkan freehand tu keren, tapi kalu kemampuan dijitalnya oke, tu lebih keren...

makanya, semua harus dipelajari buat persiapan persaingan masa depan

 
On 11 Maret 2009 pukul 02.54 , inibarublog mengatakan...

setuju!!

free hand drawing tu emang 'komponen' penting yg kudu dimiliki arsitek.kalo ketemu klien yang secara g sengaja meminta kita buat ndesain sebuah bangunan,gambar tangan emang yang paling penting.
nah,teknologi dijital lah yang membantu kita buat mempresentasikan hasil karya kita biar lebih enak diliat oleh orang ahli(arsitek,red) maupun orang awam yang gak tahu menahu tentang arsitektur.

 
On 11 Maret 2009 pukul 03.44 , jamel sp mengatakan...

hehe ..memang benar tiphe !
free hand tu msh sngat penting wlpn dunia dijital skr ada d skliling qt sbg calon arsitek ..!
dan mau ga mau juga, secara lsg atau ga lsg qt mesti ttep mempelajarinya untuk menghadapi dunia yang makin menggila ini ..
(hehehe ..)
tp dosen pmbmbing studioqu (p'imam ) pnh blg k klmpok studioq ..klo qt tu sbg arsitek ttep tidak boleh di perbudak oleh komputer dan dunia dijital wlpn saat ini semuanya ad d skliling qt .. yaaaa yg ak tangkep c, intinya sama kaya statementmu yg trkhir ..
klo qt tu sbg calon arsitek ttep tidak boleh meninggalkan freehand sbg kemampuan dasar arsitek ..!
^^

keseluruhan sih pmbahasanmu bgus ko ..
hehe ..

 
On 11 Maret 2009 pukul 04.20 , Asa Citra mengatakan...

iya, jadi seorang arsitek di jaman penuh persaingan seperti ini emg kudu serba-bisa. gak cuma freehand doang atau dijital doang. harus jago dua2nya

 
On 11 Maret 2009 pukul 04.41 , reny rachmawati mengatakan...

kita dituntut sebagai manusia paketan. paket manual dan paket digital yang keduanya emang saling berkaitan. paket manual sebagai sayur dan paket digital sebgai garam......sayur tanpa garam.intinya gag bisa lepas pada akhrnya.

 
On 11 Maret 2009 pukul 05.08 , Echi mengatakan...

yoi benerrr....free hand tetep skill utama lahh!!
cmn klo emg btuh bgd efisiensi waktu trus qt jg mau mengeksplor smua kemampuan qt yg ruarr biasa y emg digital sgd recomended..huhuuuu (sygny aq blm bgtu jago)

 
On 11 Maret 2009 pukul 05.36 , Liona mengatakan...

freehand itu emg basic yg harus kita pegang banget sebagai seorang designer
dengan mahir dalam freehand, itu bisa nunjukin karakter drawing kita seperti ap...
jadi dengan freehand kita dapat dengan leluasa mengkreasikan imajinasi kita maw kayak apa

adanya teknologi spt software2 arsitektural juga sangat membantu dalam pemahaman bagaimana kita menggunakan material yg kita pakai dalam desain serta lebih ke pemahaman kepada klien bagaimana desain kita...

keduanya penting koq, kalo ngga bwt ap kita capek2 ngulang TKAD trus skrg blajar ardij??
sesuai perkembangan jaman kita harus ikut maju juga menguasai keduanya lebih baik n lebih dapet taste sebagai seorang designer...^^V

 
On 11 Maret 2009 pukul 05.49 , Astriana Hardanti mengatakan...

haha...nyata2nya skarang kita membela free hand yang notabene membela TKAD jg,padahal jaman dulu kta emoh banget urusan sama yg namanya TKAD...

yah,intinya dunia digital skrg emg udah maju banget n sangat ngebantu kita untuk menampilkan presentasi yang oke di depan klien..
Selain itu digital juga membantu kita mengolah ide2 abstrak kita scr lebih mendalam, berbagai analisis struktural yg njelimet jd gampang berkat digital..
sip2...smangath smuanyaaaaaa=D

 
On 11 Maret 2009 pukul 07.08 , rikanh mengatakan...

lagi2 masalah freehand dan teknologi dijital dalam desain..kalo aku si dua2nya penting dan sama2 perlu dikembangin..

 
On 11 Maret 2009 pukul 07.34 , R. A Dewi mengatakan...

kalo menurut aku manual sama digital sama2 pentingnya dh..
mungkin dalam proses desain awalnya kita bisa coret2 secara manual..
Nah setelah itu baru dilanjutkan secara dijital.
misalnya untuk presentasi pada klien,
biasanya ada klien yang kurang mengerti dengan sketsa tangan..
tapi dalam mendesain juga kadang kita terlalu sulit menuangkan sepenuhnya apa yang kita pikirkan secara gambar dijital..
gmn?

 
On 11 Maret 2009 pukul 07.56 , Rizka Hapsari mengatakan...

hm dunia dijital itu mmg sangat membantu terutama dalam urusannya dengan waktu jadi mau gak mau kita tetep harus menundukkan dunia dijital biar gak kalah saing dengan arsitek2 laen yang ada dimuka buni ini
Free hand juga berpengaruh karena ide bisa muncul kapan saja

 
On 11 Maret 2009 pukul 08.07 , Anonim mengatakan...

tul...
dijital mank penting, tapi manual tu simbahe...
jadi juga harus dihormati...

 
On 11 Maret 2009 pukul 09.30 , Mario Chandra mengatakan...

Wah...mau freehand maw digital terserah aja. Tapi ak kurang setuju dengan freehand mutlak diperlukan. Media penuangan ide melalui dunia digital juga bisa dilakukan. Setiap orang punya cara mendesainnya sendiri - sendiri jadi ga bisa dijudge itu mutlak diperlukan itu ga diperlukan. Wong namanya saja 'cara' ya dipilih..dipilih...

 
On 11 Maret 2009 pukul 10.48 , merangkai kata memaknai cerita mengatakan...

whoke temand.... siiiplha....
free hand dan komputer mungkin akan lebih baik....
setuju???setuju...???

kunjungi blog saya : semangatkuliah@ymail.com

terim ma ka siii..... (bahsa jebang, menyesuaikan dengan template kamu....) hee...

 
On 11 Maret 2009 pukul 11.19 , Learn to be a Great Architect mengatakan...

tifa aku datang^^

bener kata kamu tif,,teknologi tuh media yg bs mmbantu menciptakan produk arsitektur yang lebih dinamis..

..dan juga membantu untuk mengolah visualisasi yang lebih lengkap dan mnarik. karena klien zaman skrg tuh kritis juga kali ye? mreka gak mau cuma qt kasih gambar thok. mreka mau bukti, mreka mau analisis apakah desain tuh bisa bner2 berdiri pa gak? apakah desainnya tuh bner2 nyaman pa nggak? de-el-el.. ya nggak?? hoho

pokoknya antara free hand dan digital sejalan aja deh.. yang penting seimbang^^

semangat!!

 
On 11 Maret 2009 pukul 12.10 , Phin-Cee Blog mengatakan...

^^ yuhuu.. teknik visualisasi memang lebih menyempurnakan presentasi suatu karya arsitektur, tapi sketsa tangan tetep harus dipegang.. teknik visualisasi dapat juga digunakan untuk menganalisis 'akan seperti apa bangunan itu nantinya?' tentunya bergantung pada faktor2 lain seperti lingkungan alam sekitar dan juga tanggapan masyarakat yang ada..

 
On 11 Maret 2009 pukul 12.56 , prahmahita rayi mengatakan...

teknik visualisasi yang saya pahami secara keseluruhan malah sebagai teknik presentasi. tapi memang kadang kala visualisasi benar-benar bisa menipu mata dan membuatnya jauh lebih baik daripada aslinya. kalau dimerger dengan topikku kayaknya agak nyambung.. overal sipp >.<

 
On 11 Maret 2009 pukul 14.18 , Anonim mengatakan...

jadi intinya yg ijo2 itu ya:
mempertanggungjawabkan karya tersebut bahwa layak untuk diuji kebenarannya.
kesan pada gambar dapat benar-benar terealisasikan pada kenyataannya seperti yang diharapkan.
menciptakan produk arsitektur yang lebih dinamis dalam menggabungkan dunia seni, ilmu pengetahuan maupun teknologi.
free-hand sebagai kemampuan dasar arsitek tetap mutlak diperlukan,
hmm.. setuju2.. :D

 
On 11 Maret 2009 pukul 15.22 , Anonim mengatakan...

maksudnya kalau dengan ada teknik visualisasi berarti seorang arsitek bisa lebih mempertanggungjawabkan desainnya.
adanya teknik visualisasi penggambaran membuat para perancang terbantu untuk menciptakan karya-karya baru dan mengagumkan.
tetapi jika anda mengatakan kemampuan dasar menggambar harus tetap mutlak diperlukan, pada bagian mana dari desainkah kemampuan dasar itu diperlukan??

 
On 11 Maret 2009 pukul 17.22 , arkhan mengatakan...

arsitek modern sebaiknya menguasai dijital juga,,meskipun si manual tetep menjadi basic.

 
On 11 Maret 2009 pukul 19.40 , fikhar's blogs mengatakan...

yupss,, freehand sangadlh penting bagi seorang arsitektur..
tidak hanya bisa menggunakan 3D, tp basicnya jg perlu..

 
On 11 Maret 2009 pukul 19.43 , ummu aisya mengatakan...

mau udah semaju apapun dunia dijital dan kecanggihannya menyajikan gambar presentasi
tapi freehand tetep gag boleh ditinggalin..
dari goresan tangan itulah ada sense of architect nya..hehe

 
On 11 Maret 2009 pukul 20.36 , kharisma prima dewa mengatakan...

pokokny kedua-duanya sangat pentinglah,,
tidak cuma dijital saja yang ditonjolin,, hand drawing itu tidak boleh ditinggalkan,,

 
On 11 Maret 2009 pukul 21.14 , ummu aisya mengatakan...

hmmm...
kan udah disebutin kalo pake ekno dijital yg canggih..
kira2 ada gag gambar2yang mendukung penjelasan mengenai bangunan ini?
trus sofwarenya pke apa ya?

 
On 11 Maret 2009 pukul 21.54 , nadia mengatakan...

sebenernya manual atau digital itu tetep harus seimbang kan tif, pinter gambar manual itu gunanya buat sketsa cepat, kalo-kalo butuh ngggambar. tapi pinter gambar digital juga penting banget, bukannya kalo kita mau jadi arsitek beneran di dunia kerja nanti, yang paling mungkin kita kerjain awal-awal adalah jadi drafter? kalo jadi drafter aja ndak bisa nggambar, gimna bisa promosi jadi arsitek beneran?

 
On 11 Maret 2009 pukul 22.43 , NeeTha mengatakan...

Dengan memanfaatkan media dijital, seorang arsitek akan mendapatkan peluang lebih banyak dalam mengembangkan daya imajinasi dan ide-idenya yang kemudian akan direalisasikan dalam dunia nyata, selain itu media dijital juga memberikan kemudahan dalam memvisualisasikan ide desain arsitek.
Saya setuju dengan pemanfaatan media dijital sebagai media untuk menciptakan produk arsitektur yang lebih dinamis dalam menggabungkan dunia seni, ilmu pengetahuan maupun teknologi, bukan hanya sebagai alat penggambaran bagi arsitek

 
On 11 Maret 2009 pukul 22.46 , alviana_hn mengatakan...

” Di sini tidak terlalu diperhitungkan bagaimana sebuah kesan akan terbentuk secara realistis setelah bangunan didirikan, namun bagaimana kesan pada gambar dapat benar-benar terealisasikan pada kenyataannya seperti yang diharapkan.”
Mengapa hanya kesan saja, agak kurang sesuai karena menurut saya jika kita ingin menciptakan karya yang luar biasa, yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan kenyataan pada khalayak. Tidakkah kit abaca pada sub-bab yang lain, bahwa masing-masing program berlomba untuk memberikan kenyataan dan realisasi. Walaupun itu hanya sekedar program, hendaknya itu mampu memberikan yang terbaik, terakurat, dan maksimal. Itulah gunanya arsitek, rekayasa sesuatu yang ada menjadi seakan nyata. Tidak hanya dari bentuknya saja, tapi juga yang lainnya.